a

Militansi Dedy Ramanta Bersama Partai NasDem

Militansi Dedy Ramanta Bersama Partai NasDem

TERLAHIR  dari keluarga buruh dan petani, Dedy Ramanta ditinggal
meninggal ibu kandung tercintanya sejak ia duduk di bangku kelas tiga
sekolah dasar. Ayahnya adalah seorang mantan kondektur bus antarkota
yang sudah selesai bertugas tanpa uang pensiun dan jaminan hari tua. 

Pria
berkaca mata ini lahir di kota Kediri, Jawa Timur. Dedy menyelesaikan
pendidikan dasarnya hingga lulus Sekolah Teknik Mesin di Surakarta.
Tahun 1996 Dedy yang lulus dari STM Negeri 1 Surakarta memutuskan untuk
merantau hingga ke Karawang. Di sana ia menjadi seorang buruh di salah
satu pabrik pengolahan kertas.

Tidak kerasan
menjadi seorang buruh, Dedy memutuskan kembali ke Surakarta dan putar
haluan menjadi seorang guru matematika di SMP Islam Bakti Surakarta.
Dedy kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Islam
Batik Surakarta.

Berangkat dari dunia
pergerakan mahasiswa di tahun 1997-1998, Dedy bersama kawan-kawan
aktivis mahasiswa lainnya aktif terlibat dalam aksi pengulingan rezim
otoriter. Bahkan Dedy sempat ditangkap polisi dan ditahan. Meski hanya
satu hari, proses penangkapan yang brutal itulah yang kemudian menjadi
kenangan tak terlupakan hingga saat ini. 

Dedy
dikenal sebagai aktivis yang militan dalam dunia advokasi
kemasyarakatan, baik untuk para nelayan, buruh, maupun kelompok
minoritas. 

Tahun 2005, ia bekerja sebagai
manager advokasi di Urban Poor Consortium (UPC) Jakarta. Selanjutnya, di
tahun 2007 ia menjabat sebagai program manager Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (Walhi) di Jakarta hingga tahun 2009.

Dedy
juga aktif menjadi bagian dari pengembangan kelompok gerakan masyarakat
antikorupsi di wilayah Banten. Bersama ICW (Indonesia Corruption Watch)
dan TRUTH (Tangerang Public Transparency Watch), Dedy juga menjadi
salah seorang penggagas berdirinya Sekolah Antikorupsi di Tangerang.

Saat
ini suami dari Linarti ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal
DPP Partai NasDem Bidang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
(Renlitbang). 

Baginya bergabung bersama Partai
NasDem adalah bukti bahwa ia memiliki tanggung jawab dalam mengawal
kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Saya punya
tanggung jawab moral sebagai warga negara Indonesia untuk ikut
memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Wakil
Ketua Gerakan Massa Buruh (Gemuruh) NasDem ini juga menegaskan bahwa ia
hanyalah seorang yang biasa-biasa saja. Dedy yang kerap menggunakan
jasa angkutan commuter line untuk menuju ke kantornya ini jatuh cinta
dengan spirit Partai NasDem.  

"Maka karena
saya orang biasa dan ingin melakukan perbuatan yang luar biasa, saya
memutuskan bergabung ke Partai NasDem. Partai Baru dengan jargon yang
menantang, Gerakan Perubahan!” tutupnya.[]

Add Comment