Willy Aditya Beberkan Isu Krusial dalam RUU PPRT
JAKARTA (21 Maret): Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), Willy Aditya, membeberkan sejumlah isu krusial terkait draf beleid tersebut. Pertama, mengenai split model, yakni pembagian pengaturan terkait PRT yang direkrut secara langsung oleh pengguna jasa dan yang direkrut secara tidak langsung atau melalui penyalur. "Ini yang menjadi titik krusialnya di mana hasil dari beberapa kali proses penyusunan draf ini, masukan dari teman-teman pakar, Indonesia cukup berbeda dengan negara-negara industrialis," ujar Willy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/3). Baca juga: Perlu Persiapan Matang
NasDem Harap Semua Pihak Berpartisipasi Bahas RUU PPRT
JAKARTA (21 Maret): Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI yang juga Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), Willy Aditya bersyukur RUU PPRT disahkan menjadi usulan inisiatif DPR RI. Pembahasan lebih lanjut RUU itu diharapkan mengusung prinsip partisipasi dari semua pihak. "Kita bersyukur, hari ini setelah dua tahun lebih akhirnya RUU PPRT disahkan sebagai usulan inisiatif DPR," ujar Willy seusai Rapat Paripurna yang mengesahkan RUU PPRT menjadi usulan inisiatif DPR, Selasa (21/3). Baca juga: RUU PPRT Masuki Babak Baru, DPR-Pemerintah Harus Dengarkan
Bamus Sepakat Bawa RUU PPRT ke Paripurna Terdekat
JAKARTA (14 Maret): Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), Willy Aditya menjelaskan Rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR memutuskan RUU PPRT untuk segera disahkan menjadi RUU inisiatif DPR. Kabar itu disampaikan Willy seusai ia mengikuti Rapat Bamus di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/3). Rapat yang melibatkan pimpinan DPR, pimpinan fraksi, dan pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD) tersebut, secara bulat memutuskan untuk membawa RUU yang telah mengendap sekian lama itu ke rapat paripurna DPR terdekat. Menurut Willy, keputusan ini menjadi kabar baik bagi kelanjutan pembahasan
RUU MHA untuk Menjaga Identitas Indonesia
JAKARTA (9 Maret): Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Masyarakat Hukum Adat (MHA), Willy Aditya mengatakan RUU MHA sangat urgent dan dibutuhkan sebagai landasan hukum masyarakat adat di Indonesia. Perjuangan merealisasikan UU itu selalu terbentur karena dipertentangkannya masyarakat adat dan pembangunan (developmentalisme). "Pancasila lahir dari tradisi-tradisi masyarakat adat. Merealisasikan RUU MHA adalah menjaga jati diri kita, menghargai nilai historis kita, menjaga identitas Republik, dan merawat Pancasila itu sendiri. Ini yang pokok dan urgent," ungkap Willy dalam Forum Diskusi Denpasar 12 dengan tema 'Menempatkan Masyarakat Adat dan
Willy Ungkap RUU PPRT tak Kunjung Diparipurnakan
JAKARTA (22 Februari): Ketua Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) DPR RI Willy Aditya mengungkapkan alasan mengapa RUU PPRT tidak kunjung disahkan. Menurut dia, pengesahannya masih tertahan di Ketua DPR RI, Puan Maharani. "Kami sejak Juni 2020 telah menyelesaikan draf dan naskah akademiknya, selanjutnya bisa dibawa ke rapat paripurna sebagai hak inisiatif DPR," ungkap Willy Aditya dalam diskusi forum legislasi yang digelar Press Room MPR/DPR/DPD RI bertema "RUU PPRT, Komitmen DPR dan Pemerintah Lindungi Pekerja Rumah Tangga", Selasa (21/2). Tetapi sampai sejauh
NasDem Protes Keras RUU PPRT Tertahan di Pimpinan DPR
JAKARTA (15 Februari): Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), Willy Aditya mengatakan terganjalnya RUU PPRT sebagai usul inisiatif DPR karena belum mendapat persetujuan Ketua DPR RI, Puan Maharani. "Problem paling krusial (terkait RUU PPRT) adalah Ketua DPR. Ini yang menjadi faktor penting. Beliau belum mau PPRT di Paripurna kan sebagai hak inisiatif DPR. Selalu saja mentok terus," kata Willy di Forum Diskusi Denpasar 12 yang mengambil tajuk 'Mengapa RUU PPRT Tak Kunjung Menjadi UU?', secara daring, Rabu (15/2). Willy menceritakan, saat rapat
PKS di Markas NasDem Bahas Politik Adi Luhung
JAKARTA (4 Februari): Silaturahmi pengurus PKS berlangsung selama dua jam di NasDem Tower, kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (3/2). Pertemuan tersebut membahas politik adi luhung dan kemajuan Indonesia ke depan. "Ini adalah kunjungan silaturahmi. Bang Surya kemarin sempat kurang enak badan, didoakan oleh Pak Sohibul, Pak Sekjen dan kawan-kawan tadi alhamdulillah sangat senang dan sehat lahir batin," kata Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 2 DPP NasDem yang meliputi Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Riau, Bengkulu, Willy Aditya. Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Mohammad Sohibul Iman usai bertemu
Petinggi PKS Temui Surya Paloh di NasDem Tower
JAKARTA (3 Februari): Sejumlah petinggi PKS bersilaturahmi dengan jajaran pimpinan Partai NasDem. Pertemuan tersebut berlangsung di NasDem Tower di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (3/2). Rombongan PKS digawangi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Habib Aboe Bakar Alhabsyi dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Mohammad Sohibul Iman tiba sekira pukul 14:30 WIB dan disambut sejumlah pengurus DPP NasDem seperti Sugeng Suparwoto, Hermawi Taslim dan Willy Aditya. Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menjelaskan bahwa agenda tersebut hanya untuk bersilaturahmi. "Silaturahmi saja. Pak Sohibul Iman ingin bertemu Pak Surya pasca PKS menyampaikan
Pelantikan DPRt NasDem Pulau Lombok Jadi Tonggak Awal Kemenangan di 2024
LOMBOK TIMUR (31 Januari): Proses pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) Partai NasDem se-Pulau Lombok berjalan spektakuler dan meriah di Lapangan Gotong Royong Masbagik, Lombok Timur, Senin (30/1). Bakal Calon Presiden usungan NasDem, Anies Baswedan turut hadir menyapa ribuan warga dan menyampaikan orasi kebangsaannya. Kegiatan yang berlangsung di lapangan terbuka itu benar-benar mendapat animo luar biasa dari ribuan warga masyarakat. Bayangkan, meski berlangsung di bawah guyuran hujan namun masyarakat tetap bertahan memenuhi lapangan dengan riang gembira. Pada kesempatan itu Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem
Willy Tegaskan UU PPRT untuk Memanusiakan Manusia
JAKARTA (18 Januari): Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) Willy Aditya mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo yang menunjukkan komitmen politiknya terhadap pembelaan hak-hak kaum marginal dan kaum yang rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia. "Hari ini saya seperti Dejavu, bagaimana statemen yang sama disampaikan Pak Jokowi di dalam komitmen politik beliau terhadap Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) sebelumnya. Itulah yang kemudian memecah ombak. Itulah yang kemudian menjadi titik terang dari kebuntuan-kebuntuan, dari kemendungan-kemendungan yang menyelimuti