a

Puasa Ramadan Membentuk Good Habits

Puasa Ramadan Membentuk Good Habits

Oleh: Habib Mohsen Hasan Alhinduan

Anggota Dewan Pakar Pusat Partai NasDem

 

PUASA Ramadan adalah puasa yang diwajibkan bagi orang-orang mukmin, perintah wajib berpuasa seperti yang diwajibkan kepada umat sebelum umat Muhammad.

Pekerjaan puasa jika tidak dilatih sangat memberatkan, apalagi berpuasa setiap hari dilakukan berturut-turut selama sebulan, merupakan sebuah pekerjaan yang tidak mudah.

Pekerjaan yang tidak dikerjakan secara rutin akan membutuhkan tenaga ekstra harus sabar, tabah, dan tulus, jika tidak, pekerjaan puasanya hanya dapat rasa lapar dan dahaga saja atau bahkan sia-sia belaka.

Nabi Saw berdabda: Rubba shoimin laisa min shiyaamihi illal jù wal àthos (kadang orang yang berpuasa, melainkan hanya menahan rasa lapar dan dahaga saja).

Amalan puasa Ramadan dalam setahun hanya dilakukan sebulan saja, kenapa begtu?

Perlu diketahui hikmah yang terkandung dalam perintah Allah SWT yaitu: …laàllakum tattaquun (agar supaya kamu lebih bertakwa).

Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran di dalam Surat Almaidah yang artinya: Wahai orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa (Puasa Ramadan) seperti yang diwajibkan atas umat sebelum kamu, supaya kamu (lebih) bertakwa.

Hubungan berpuasa dengan pekerjaan yang dilakukan secara rutinitas akan membentuk kepribadian seseorang menjadi baik yang disebut oleh para psikolog Good Habits.

Apa itu Good Habits? Good Habits adalah kebiasaan yang baik atau pekerjaan yang baik dikerjakan secara rutin.

Pekerjaan yang dikerjakan secara rutin akan menjadi pekerjaan yang dilakukan di bawah alam sadar, yaitu pekerjaan dilakukan dengan mudah.

Dengan melakukan hal-hal baik (meskipun sangat sederhana) secara rutin, maka orang akan menjadi terbiasa melakukan hal-hal baik (secara ringan dan otomatis, dan otak tak lagi berpikir keras untuk itu!) dan pada gilirannya orang bersangkutan menjadi orang yang berperilaku baik.

James Clear, dalam bukunya Atomic Habit bilang kalau “habit” adalah rutinitas atau kebiasaan yang dilakukan secara reguler (dan biasanya otomatis).

Menurut sudut pandang psikolog, habit dipahami sebagai cara berpikir, keinginan, atau perasaan yang kurang lebih tetap yang diperoleh melalui pengulangan pengalaman mental sebelumnya.

Manusia tanpa kecuali dalam menjalani kehidupan, hanya memiliki porsi waktu yang sama dalam sehari, yaitu 24 jam. Sesuatu yang membedakan kualitas seseorang dengan orang yang lain terletak kepada bagaimana cara mereka memanfaatkan waktu tersebut.

Semuanya itu tergantung kepada pekerjaan kebiasaan sehari-hari, di mana kebiasaan tersebut membuat setiap orang berbeda-beda.

Membangun kebiasaan baik yang disebut Good Habits itu merupakan cara yang tepat untuk mengoptimalkan waktu agar 24 jam kita tidak berlalu begitu saja.

Kebiasaan-kebiasaan baik akan membawa kita kepada hal-hal baik lainnya, untuk itu membangun kebiasaan yang baik merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Pekerjaan rutinitas yang baik akan membentuk karakter yang baik.

Puasa Ramadhan sebanyak 30 hari adalah jangka waktu terbaik untuk melakukan perbaikan diri seseorang menjadi seseorang yang akan memiliki pribadi yang baik.

Menurut para peneliti psikolog memperbaiki pribadi yang buruk lebih sulit dan waktunya lebih panjang dibanding pribadi yang baik membutuhkan lebih dari dua bulan saja, sementara menjadikan kebiasaan yang baik hanya dibutuhkan satu bulan.

Hikmah berpuasa Ramadan dilakukan secara rutin dan benar akan membentuk kepribadian yang baik. Perlu kita ketahui setiap perintah wajib dari Allah SWT memiliki kandungan arti yang sangat dalam termasuk pekerjaan pengucapan dua kalimat syahadat.

Syahadat tauhid dan syahadat risalah harus diucapkan secara rutin setiap hari, sehingga perbaharuan itu akan mempertebal keimanan kita kepada-Nya.

Pekerjaan ibadah sholat lima waktu wajib dilakukan setiap sehari semalam adalah pekerjaan rutinitas harus dikerjakan tepat waktu.

Perintah membayar zakat fitrah wajib bagi setiap orang begitu juga zakat mal secara rutin dilakukan dengan mengikuti aturan hukum Syariat Islam.

Ibadah haji dilakukan bagi orang yang mampu dan hanya sekali saja dalam hidupnya, selanjutnya hasil nilai secara totalitasnya dikerjakan dengan rutinitas di kehidupan sehari-hari.

Puasa Ramadan peluang terbaik bagi seorang mukmin membangun pondasi kebaikan dalam dirinya pada setiap unsur seperti membangun hati (qalbu) yang kuat keimanan, fikir yang positif dan cerdas, psikis yang bersih dan suci, fisik yang sehat dan kuat, jiwa raga seimbang tidak ada ketimpangan mampu menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari tidak stres, cemas dan takut.

Sebaliknya bagi seseorang yang tidak melakukan kebiasaan yang baik berakibat menjadi “Bad Habits” kebiasaan buruk yang dilakukan secara rutin berpengaruh kepada personaliti seseorang.

Bad habits itu adalah perilaku yang dilakukan berulang-ulang secara sadar maupun tidak yang memiliki dampak tidak baik dan sulit untuk diubah atau dihentikan.

Menjadi orang baik harus melakukan kebiasaan pekerjaan yang baik, maka akan menjadi orang baik, begitu juga menjadi orang yang buruk melakukan kebiasaan pekerjaan yang buruk, maka menjadi orang yang buruk. Semuanya tergantung kepada kebiasaan yang dikerjakan rutinitas akan membentuk kepribadian seseorang.

Menurut Stephen R Covey dalam bukunya: the 7 Seven Habits of Highly Effective People (Tujuh Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif) Tujuh kiat ampuh menerapkan Good Habits itu:

1. Jadilah Pro Aktif (Be Proactive)

Menjadi proaktif berarti Anda mampu mengambil inisiatif dalam kehidupan dengan menyadari bahwa keputusan Anda adalah faktor determinasi utama untuk efektivitas dalam kehidupan Anda. Kiat ini dapat kita mulai dengan hal-hal sederhana seperti, membantu rekan kerja ketika melihat Ia butuh bantuan, saat melihat teman yang diajak ngobrol, ajaklah mengobrol.

Selagi ada yang bisa kita lakukan, berinisiatiflah untuk melakukan. Kita tidak tahu kehidupan punya kejutan apa, maka jemputlah. Karena kelak kita akan belajar sesuatu dari hal tersebut.

2. Fokus pada waktu dan energi terhadap hal-hal yang dapat dikendalikan (Begin with The End in Mind)

Jadi, apa yang Anda inginkan saat tumbuh dewasa? Pertanyaan tersebut mungkin tampak sedikit dasarnya, tapi coba pikirkan untuk sewaktu-waktu. Apakah saat ini Anda sudah menjadi apa yang Anda inginkan? Apakah sudah sesuai dengan mimpi Anda dahulu? Coba jujurlah. Terkadang seseorang menemukan jati dirinya menemukan kemenangan yang kosong.

Kesuksesan yang datang adalah bayaran dari sesuatu yang lebih bernilai dari mereka. Temukan diri Anda sendiri dan klasifikasikan nilai-nilai karakter dan tujuan hidup Anda yang sangat penting.

Ingat tidak lembar kerja kita sama masa kanak-kanak? Mencari jalan menuju rumah? Kita terbiasa mengajar untuk mulai mengerjakan dari akhir. Hal tersebut dilakukan agar kita fokus menuju rumah.

Begitu pula dalam membangun kebiasaan baik, mulai dari akhir membuat kita fokus pada tujuan, bukan fokus pada cabang-cabang dalam perjalanan

3. Dahulukan Prioritas (First Things First)

Rencanakan, prioritaskan, eksekusi tugas-tugas mingguan Anda berdasarkan skala kepentingan terlebih dahulu dibandingkan skala urgensinya. Prioritaskan terlebih dahulu hal-hal yang menurut Anda penting baru memberikan perhatian atau bersenang-senang pada hal-hal lain.

4. Pikirkan Win-Win Solution (Win-win)

Bangun kebiasaan baik anda dengan mindset bahwa “kemenangan” bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi menang untuk kita semua.

Kebiasaan ini akan mempertajam empati, dan menjauhi diri dari rasa egois. Berpikir win-win solution adalah suatu resolusi jangka panjang yang lebih baik. Bukanlah lebih menyenangkan jika kita menang bersama kan?

5. Memahami Sebelum Dipahami (Seek First to Understand Then to be Understood)

Pada prinsipnya yang menjadi orientasi kita adalah orang lain. Ini menciptakan suasana kepedulian, menghormati, dan memecahkan masalah secara positif.

6. Sinergi (Synergy)

Sinergi berarti menggabungkan kekuatan dari beberapa orang melalui kerjasama tim yang positif. Kolaborasi dari sekelompok orang akan memudahkan kita mencapai titik tujuan. Maka bekerja sama dan bersinergilah.

7. Mengasah Kemampuan yang Dimiliki (Sharpen the Saw)

Maksud dari kiat ketujuh ini adalah menyeimbangkan dan memperbaharui sumber daya, energi, dan kesehatan anda untuk menciptakan gaya hidup berkelanjutan, jangka panjang dan efektif.

Lakukan hal-hal produktif dan terus belajar seperti membaca buku yang menarik, menonton film-film yang menginspirasi, atau mendengarkan lagu-lagu untuk refleksi.

Bagaimana Cara Membentuk Kebiasaan Baik (Good Habits)

Menurut studi 2009 yang diterbitkan dalam European Journal of Social Psychology, pembentukan kebiasaan dapat memakan waktu antara 18 hingga 254 hari.

Jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan agar perilaku otomatis dilakukan adalah 66 hari, ucap para peneliti. Dari penelitian itu mereka menemukan bahwa butuh waktu 66 hari untuk menghilangkan kebiasaan lama. Meski begitu, rentang waktunya bisa berbeda untuk tiap orang. Mulai dari 18 hingga 254 hari.

Para ahli percaya bahwa kebiasaan buruk sulit untuk dihilangkan karena secara otomatis telah menjadi bagian dari pola hidup dan rutinitas sehari-hari. Jadi, kebiasaan ini sudah bekerja seperti autopilot di dalam otak kita.

Berdasarkan banyak referensi ternyata tak butuh waktu lama. Jika dilakukan secara intensif dan tanpa putus, menanamkan sebuah perilaku sehat hanya butuh waktu 21 hari.

Berdasarkan penelitian, langkah perubahan perilaku terdiri atas tiga tahap. Untuk melalui ketiga tahapan tersebut, dibutuhkan waktu minimal 21 hari.

Berpuasa di bulan Ramadhan sebenarnya sarat dengan pesan etika kesalehan sosial yang sangat tinggi, seperti pengendalian diri, disiplin, kejujuran, kesabaran, solidaritas dan saling tolong menolong. Melatih diri menjadi lebih tabah dan sabar.

Selama Puasa pada bulan suci Ramadan ini, kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan.

Misalnya tidak boleh marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan agar bersifat sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita, melatih kejujuran diri sendiri, berpikir positif, meningkatkan energi, semangat bekerja, solidaritas terhadap sesama, peduli kepada orang lain.

Oleh karena itu, puasa di bulan Ramadan amalan prioritas khusus dari Allah SWT yang menilainya dan puasa Ramadan adalah medium yang akan mengantarkan kita untuk mencapai gelar taqwa (la’allakum tattaquun).

Saat berpuasa seorang hamba sedang melakukan purifikasi jiwa dan sekaligus pendakian spiritual untuk menemui Sang Khalik “farhatun inda ifthorihi wa farhatun inda liqaa’i rabbih” Kegembiraan di saat membatalkan puasanya (ifthor) dan disaat dia melakukan (giyamullail) berhadapan dengan Allah SWT.

Kebiasaan Baik (Good Habits) berpuasa dapat memberikan rasa nyaman dan tenang, sehingga pikiran menjadi lebih bersih dan berhenti “melakukan” berbagai hal yang tidak dibutuhkan.

Pikiran ini akan mengontrol hampir keseluruhan aktivitas yang dilakukan, itulah mengapa sangat penting untuk selalu menjaganya jernih dan bekerja secara positif.

Berpuasa dengan sungguh-sungguh akan membentuk karakter yang baik dan kuat seperti teguh pendirian, konsisten, tidak mudah terpengaruh dalam hal apapun dan tidak akan terpicu terhadap standar orang lain.

Begitu banyaknya hikmah berpuasa Ramadan akan membentuk karakter yang baik dan kuat, kepribadian robbani bukan romadhani.

Tulisan ini bersambung dan berdasarkan dari berbagai macam sumber. Semoga kita tetap sehat dan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. (WH)

Add Comment