a

Gobel Panen Padi Pupuk Organik, Hasil Dua Kali Lipat

Gobel Panen Padi Pupuk Organik, Hasil Dua Kali Lipat

GORONTALO (19 Januari): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmad Gobel melakukan panen padi yang dipupuk dengan pupuk organik.

“Ini uji coba implementasi pupuk organik, dan alhamdulillah berhasil. Hasilnya dua kali lipat dari biasanya. Ini bisa menjadi jalan untuk menyejahterakan petani,” ungkap Gobel seusai panen padi di lahan demplot di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, di areal seluas 2 Ha, Kamis (19/1).

Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo itu mengungkapkan, uji coba tersebut melibatkan akademisi dari Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Gorontalo, Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, dan PT Seruniandal Citramandiri. Tim dipimpin Rustam Akili.

Baca juga: Gobel: Pemuda Gorontalo akan Dikirim ke Jepang

Pada panen tersebut, Gobel didampingi Gubernur Prefektur Ehime, Jepang, Tokihiro Nakamura, yang sedang menjadi tamu Gobel di Gorontalo. Panen bersama itu menjadi puncak kegiatannya selama berada di Gorontalo. Ehime adalah wilayah yang terkenal sebagai penghasil jeruk yang lezat di Jepang.

Selain melakukan uji coba pada tanaman padi, pupuk organik tersebut juga diujicobakan pada tanaman jagung dan singkong. Namun dua jenis tanaman itu belum panen. Berdasarkan kalkulasi diperoleh perkiraan hasil panen mencapai 7,45 ton per hektar. Biasanya hanya diperoleh 4 ton per ha jika menggunakan pupuk kimia biasa.

Gobel juga mengatakan, melalui uji coba itu dia berharap akan menjadi massif dan menjadi solusi bagi petani di Gorontalo. Berdasarkan data BPS, keuntungan petani padi sekitar Rp6,77 juta per ha. Namun dari uji coba tersebut keuntungan petani sekitar Rp14,5 juta per ha. Namun karena menggunakan pupuk organik maka keuntungannya bisa lebih besar lagi karena harga beras organik lebih mahal daripada harga beras dengan pupuk kimia. Selain itu ada keuntungan lain, tanah makin sehat dan menghasilkan asupan makanan bagi manusia yang lebih sehat.

“Ini artinya petani bukan sekadar petani pejuang, tapi petani sebagai pejuang pangan nasional. Padi juga menjadi simbol kesejahteraan dan kemakmuran. Panen padi bersama ini juga simbol kebahagiaan kita semua,” papar Gobel.

Gubernur Ehime, Jepang, Tokihiro Nakamura, datang bersama para pengusaha, akademisi, birokrat, wartawan, dan anggota parlemen. Total berjumlah 37 orang. Selain itu, hadir pula Bupati Bone Bolango, Hamim Pou dan Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan S Uloli. Petani yang mengelola lahan itu tampak sumringah.

“Ini jenis padi bagendit, panjang malainya (untai) dua kali lipat dari biasanya saat menggunakan pupuk kimia. Jumlah anakannya pun banyak sekali,” kata Anton Idris, salah seorang petani yang hadir di lokasi panen.

Tokihiro Nakamura, dalam sambutannya mengaku tidak mengira diajak panen bersama dengan menghadirkan para petani dalam jumlah besar.

“Saya mengira hanya panen padi biasa,” katanya.

Ia juga menceritakan, dirinya mengenal Gobel sejak 10 tahun lalu saat masih menjadi pengusaha.

“Kini sudah menjadi politisi. Ada yang berubah. Sekarang jika berdialog selalu yang dibicarakan Gorontalo saja. Bapak dan ibu beruntung memiliki pemimpin seperti ini. Yang Pak Rachmad pikirkan hanya bagaimana agar Gorontalo maju dan sejahtera,” katanya.

Inovasi penggunaan pupuk organik itu juga dipuji Nakamura.

“Setiap hal baru selalu membutuhkan keberanian. Dan penguat keberanian adalah bapak dan ibu yang menjadi pemilihnya. Visi misi seorang politisi biasanya dinilai skeptis oleh pemilihnya, bahkan dianggap hanya sebagai pemanis bibir. Namun visi misi itu bisa diwujudkan jika ada dukungan dari para pemilihnya. Jadi peran pemilih sangat penting. Namun bapak dan ibu sangat beruntung memiliki wakil rakyat seperti Pak Rachmad Gobel yang memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan visi-misinya,” ungkap Nakamura disambut tepuk tangan para petani.

Pidato Nakamura menggunakan Bahasa Jepang, namun diterjemahkan oleh penerjemah yang ia ajak.

Pada kesempatan itu, Gobel juga membagikan traktor roda empat berjumlah tiga buah dan traktor roda dua berjumlah 18 buah.

“Modernisasi pertanian selain membutuhkan bibit yang unggul, juga membutuhkan teknik mengolah yang benar, irigasi yang baik, penggunaan pupuk dan pembasmi hama yang unggul, penanganan pasca panen yang modern, dan yang juga tak kalah penting adalah penggunaan alat dan mesin pertanian yang modern, termasuk traktor ini. Mari kita jaga alsintan ini. Kita majukan pertanian, membangun kedaulatan dan ketahanan pangan, dan menyejahterakan serta memakmurkan petaninya,” katanya.

(nasihin/*)

Add Comment