a

Menaikkan Harga BBM Subsidi agar APBN tidak Jebol

Menaikkan Harga BBM Subsidi agar APBN tidak Jebol

JAKARTA (24 Agustus): Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudi Hartono Bangun setuju dengan langkah pemerintah dalam menaikkan harga BBM bersubsidi agar keuangan negara tidak jebol.

Meski demikian, Rudi menyarankan agar pemerintah tetap hati-hati, serta mempertimbangkan dampak ekonomi seusai menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Setuju saja dengan pertimbangan harga yang pantas dan kondisi ekonomi saat ini, serta mempertimbangkan keuangan negara agar tidak jebol,” kata Legislator NasDem itu dalam keterangannya, Rabu (24/8).

Pemerintah sedang menggodok penaikan harga BBM dalam upaya menjaga kesehatan APBN 2022. Diketahui, pemerintah telah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp170 triliun. Sementara, harga BBM penugasan pertalite masih ditahan di level Rp7.650 per liter dan solar bersubsidi Rp5.150 per liter.

Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Utara III (Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematangsiantar, Kota Tanjungbalai, dan Kota Binjai) itu meminta agar pemerintah memperhatikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

“Menaikkan harga solar dan pertalite harus penuh kehati-hatian dan mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial bagi rakyat,” ujarnya.

Rudi menuturkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan harga BBM termurah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Pasalnya, sejauh ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp502 triliun untuk mensubsidi BBM jenis solar dan pertalite.

“Memang kita ketahui beban subsidi sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga lain. Beban tersebut membuat berat APBN untuk alokasi pembangunan dan infrastruktur,” jelasnya.

Ia juga mengakui pemerintah dalam posisi dilema. Ekonomi Indonesia baru saja pulih pasca dihantam pandemi Covid-19 selama dua tahun, dan pastinya kenaikan harga BBM akan berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Tapi di satu sisi kondisi ekonomi yang baru pulih dan mulai tumbuh, dengan kenaikan harga BBM akan berdampak juga pada pertumbuhan yang sedang berjalan. Daya beli masyarakat akan menurun kembali dan harga barang-barang akan naik karena beban dari kenaikan BBM tersebut,” tukas Rudi.

(medcom/*).

Add Comment