a

NasDem Mencetak Negarawan, Bukan Politikus Semata

NasDem Mencetak Negarawan, Bukan Politikus Semata

Oleh: Habib Mohsen Alhinduan

Anggota Dewan Pakar Pusat Partai NasDem

 

SERING sekali saya menjumpai orasi-orasi wawasan kebangsaan dan politik oleh Surya Dharma Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem.

Surya Dharma Paloh adalah seorang orator dan pembicara ulung yang mempunyai reputasi kepandaian berpidato dalam jangka waktu lama dan mampu memotivasi bagi pendengarnya, seperti orator politikus dunia yang terkenal antara lain Winston Churchill, Adolf Hitler, Franklin D. Roosevelt, Bung Karno dan Panglima Sudirman.

Perjalanan meniti karier beliau di dunia organisasi sejak usia muda dan perpolitikan dimulai sejak usia muda 16 tahun, memang dimulai dari bawah hingga kini dan berhasil mewujudkan sebuah impian mendirikan sebuah partai yang berkualitas, berwibawa, berbobot dan bergengsi bagi kehidupan perpartaian di dalam negeri dan mancanegara yaitu NasDem.

Perjuangan yang gigih, ulet, tidak pernah putus semangat dan bersikap positif yang dimilikinya mampu membuahkan hasil yang sangat membanggakan dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Dikenal sebagai pejuang dan tokoh bagi kaum jurnalistis, pengusaha yang gigih, pendiri pertama pertelevisian swasta di Indonesia dan tabloid media di Lampung yang terintegritas kejujuran beritanya. Berjiwa komunikatif dengan setiap orang tanpa batas, baik sahabat bahkan orang-orang yang berseberangan dengannya.

Berpostur badan yang tinggi, besar, berwajah dengan berewok yang lebat, memiliki sifat positif, percaya diri, berimajinasi kreatif, gigih, punya tujuan jelas dan juga memiliki kepandaian berintonasi suara dengan kalimat yang mampu memotivasi, menggetarkan, menggugah, menyentuh jiwa dan hati, bahkan menginspirasi bagi pendengarnya.

Itulah kepribadian unik yang dimiliki oleh seorang Surya Dharma Paloh, sekaligus pola kepemimpinannya yang membedakan dengan ketua umum partai-partai yang lain.

Surya Paloh bercita-cita dan mendambakan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia menuju negara baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofuur yang adil, makmur, sejahtera dan mencintai antar sesama sebagai putra-putri negeri Indonesia ini.

Indonesia menurut pandangan Surya Dharma Paloh adalah nama resmi Republik Indonesia, atau lengkapnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa.

Indonesia adalah negara hukum, yang dimaksud negara hukum adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Prof. Farid S., negara Indonesia merupakan sebuah wilayah merdeka yang sudah mendapatkan pengakuan dari negara lain serta memiliki sebuah kedaulatan berideologi Pancasila.

Orasi Surya Dharma Paloh pada acara hajatan Rakernas 12-17 Juni 2022 di JCC yang cukup meriah dan sukses itu, dia menyampaikan orasi kebangsaan dan politik yang memberi nilai-nilai etika, ukhuwwah dan kebersamaan dalam rangka membangun negeri ini untuk kepentingan masyarakat Indonesia seutuhnya tanpa ada unsur pilih kasih, ras, suku, bahasa dan agama.

Orasinya menyinggung semua permasalahan yang sedang eksis isu-isu sosial di masyarakat kita dari krisis minyak goreng yang sepele dibesar-besarkan seperti permasalahan besar, kesenjangan ekonomi dan sosial bagi petinggi tokoh politik dan kurang keharmonisan juga antar kalangan elit partai hingga permasalahan para pendakwah agama yang kurang memberi kesejukan kepada masyarakat umum dan lain sebagainya permasalahan bangsa ini.

Orasi Surya Dharma Paloh di setiap momentum cukup berwibawa, memiliki berkepribadian yang sangat kuat dan kental sebagai warganegara Indonesia yang sejati, negarawan, bangsawan dan memiliki impian untuk mewujudkan negeri ini bersatu, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Beliau sadar dan paham bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sama di sisi penciptanya Allah SWT, kudratnya memiliki ujud, karakter dan kemampuan yang sama dan yang membedakan adalah bagaimana bangsa ini agar lebih maju dari bangsa lain yaitu bangsa kita harus melakukan adanya penertiban yang merupakan sebuah bentuk pencegahan agar bentrokan masyarakat tidak terjadi.

Tugas partai politik bersikap dan bertindak sebagai stabilisator yang mampu menjaga keseimbangan segala lingkungan yang ada di Republik ini. Pimpinan partai politik selalu berusaha dengan gigih memperjuangkan kehidupan masyarakat adil, makmur dan sejahtera yang merata.

Ideologi negeri kita adalah Pancasila artinya bangsa Indonesia Berketuhanan Yang Maha Esa, masyarakat kita adalah bangsa yang memiliki keimanan dan kepercayaan kepada Allah SWT, menunjukkan bangsa Indonesia memiliki harapan bahwa setiap prestasi dan karyanya untuk kepentingan bangsa dan negara ini tidak akan sia-sia dikemudian hari.

Sebuah prestasi yang berguna dan karya bermanfaat akan membentuk sebagai pekerjaan tidak putus-putusnya sebagai amal jariyah yang saling menunjang bagi generasi selanjutnya.

Politikus dan Negarawan menurut para pengamat di negeri kita ini banyak politikus tapi sangat sedikit negarawan, kata pendiri Reform Institute Yudi Latif Negarawan memberi jiwa raganya untuk negeri ini, sedangkan politikus mencari sesuatu untuk jiwa raganya dari negara ini.

Negarawan memberi jiwa raganya untuk negara, sehingga menjadi pahlawan bangsa. Selain itu juga, negarawan memberikan apa yang dapat diberikan kepada negara, sedangkan politikus mencari apa yang bisa diperoleh dari negara.

Sejarah mengingatkan kita sikap Bung Hatta pada waktu berselisih dengan Bung Karno dalam permasalahan Dwitunggal dalam politik Indonesia tamat setelah UUD 1950 dan menetapkan sistem Kabinet Perlementer, proklamator negeri ini merasa bahwa ia tak lagi sejalan dengan pemikiran sejawatnya, Bung Karno, sehingga ia harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wapres.

Teladan sosok Hatta yang memilih menjadi negarawan sejati ini sesungguhnya mirip dengan sikap yang diambil oleh presiden pertama Amerika Serikat George Washington.

Sebagai seorang jenderal yang berjasa memerdekakan AS dari penjajahan Inggris, rakyat Amerika sangat mencintai George Washington sehingga mereka memintanya untuk menjabat lagi pada saat habis masa jabatan kedua. Namun, Washington dengan tegas menolak dengan mengatakan bahwa bangsa Amerika baru saja bebas dari kekuasaan monarki Inggris.

Jika ia menerima jabatan presiden terus-menerus, itu sama saja dengan meneruskan budaya monarki yang selama ini diperangi oleh seluruh rakyat Amerika. Dari situ bisa ditarik kesimpulan bahwa Bung Hatta dan George Washington mempunyai kesamaan karakter, yaitu lebih mengutamakan kepentingan seluruh bangsa dibanding ambisi pribadi atau kepentingan golongan.

Keduanya juga meninggalkan karier politik dengan catatan yang amat baik, sesuatu yang membedakan karier seorang politikus dan seorang negarawan, yaitu it is not how you start it, but how you end it.

Negarawan paham bahwa mengakhiri karier politik dengan prestasi yang baik akan diukir dalam tinta emas perjalanan sejarah suatu bangsa. Sebagaimana gajah mati meninggalkan gading, maka negarawan meninggal mewariskan legasi, yakni teladan dan nama baik.

Mengamati orasi-orasi Surya Dharma Paloh menginginkan setiap kader NasDem harus menanamkan dalam dirinya sebagai negarawan dan bangsawan bukan sekedar politikus belaka, karena setiap kader NasDem wajib menyadari bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia ini sedang merindukan negarawan yang lebih banyak ketimbang politikus.

Masalahnya, kerap kali kisruh politik di negara ini jauh disebabkan karena egopolitik pribadi yang mengalahkan kepentingan yang lebih besar. Para kader politik terutama kader-kader NasDem juga diharapkan untuk belajar menjadi negarawan tak sekadar politikus sehingga kian bijak untuk menangani persoalan politik yang dihadapinya.

Ketahuilah seorang negarawan sejati itu akan mampu meredam persoalan dan egopolitik kepartaian untuk sebuah tujuan dan kepentingan yang lebih besar bagi bangsa ini. Reaktif terhadap lawan politik justru akan memperlihatkan kelemahan diri atau partai politik tertentu itulah yang dicontohkan oleh Surya Dharma Paloh sebagai negarawan.

Kader partai dan putra terbaik bangsa ini idealnya mencetak diri sebagai negarawan yang paham untuk membedakan kepentingan egopolitik pribadi dan partainya dengan kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar.

Bangsa ini membutuhkan lebih banyak negarawan sejati untuk mencapai sebuah kemadanian yang sesungguhnya.

Kesimpulannya yang dapat saya tuangkan dalam tulisan pagi ini, semoga kita sebagai kader NasDem menyadari bagaimana cara yang tepat memposisikan diri kita sebagai negarawan dan politikus yang sudah dicontohkan oleh para proklamator negeri ini.

Tulisan ini saya sajikan khusus kepada Ketua Umum NasDem Bapak H.Surya Dharma Paloh acara Ulang Tahun pada usia ke 71 dan pemberian anugerah Gelar Doktor Honoris Causa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang pada Senin, 25 Juli 2022.

Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Add Comment