a

Rezita Meylani Calon Bupati Termuda Indragiri Hulu

Rezita Meylani Calon Bupati Termuda Indragiri Hulu

RENGAT (2 November): Calon Bupati Indragiri Hulu, (Inhu), Riau,  Rezita Meylani Yopi yang diusung Partai NasDem kini menjadi perbincangan sebagai calon bupati (cabup) termuda di antara empat calon lainnya yang berkontestasi di wilayah itu. 

Bahkan perempuan kelahiran 7 Mei 1994 itu disebut-sebut sebagai calon bupati termuda di Indonesia.

Diketahui, selain Rezita menjadi cabup termuda di Indonesia nama lain yang juga muncul adalah Cabup Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, setahun lebih tua yakni Mudassir Hasri Gani.

Saat dikonfirmasi salah satu komisioner KPU Inhu, Risman melalui pesan singkatnya perihal Rezita sebagai cabup termuda di Indonesia, mengatakan, yang pasti di dalam aturan UU Pilkada jelas diatur usia minimal untuk seorang cabup-cawabup yakni 25 tahun.

"Undang-undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada itu mengatur bahwa usia minimal calon bupati yakni 25 tahun," ujar Risman.

Hanya saja Risman belum dapat memastikan apakah nama Rezita benar menjadi cabup termuda atau tidak.

Perempuan yang belum genap berusia 27 tahun itu diusung Partai NasDem, Golkar, dan Hanura dan bersanding dengan Junaidi Rachmad.

Saat dihubungi, Rezita mengatakan, langkah memantapkan dirinya ikut bertarung pada pilkada disokong kuat oleh dorongan masyarakat tak terkecuali kaum milenial.

"Dukungan dari beberapa masyarakat dan kaum milenial, serta mewujudkan Inhu yang cemerlang dan pemerataan infrastruktur dari tingkat desa menjadi salah satu program utama kita," ujar perempuan kelahiran Desa Japura, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau itu.

Rezita bercerita, di masa pandemi Covid-19 saat ini dia sedikit kewalahan melakukan kampanye dialogis bersama masyarakat. 

Pasalnya ada tuntutan untuk patuh pada protokol kesehatan, namun tak berjalan lurus karena antusiasme warga yang hadir di setiap acara yang mereka datangi luar biasa.  

"Tak dapat dipungkiri kita sedikit kewalahan. Pasalnya antusiasme warga yang hadir untuk kampanye dialogis itu sangat banyak, sementara kita dituntut juga harus patuh pada prokol kesehatan. Namun hal ini tak jadi hambatan. Ini justru jadi penyemangat dalam berinteraksi dengan warga serta menyerap aspirasi mereka," katanya.(Sitindaon/HH/*)

Add Comment