a

Kartini Teladan Kemandirian Ekonomi Perempuan

Kartini Teladan Kemandirian Ekonomi Perempuan

REMBANG (27 September): Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengajak seluruh perempuan Indonesia meneladani sepak terjang RA Kartini dalam memperjuangkan kemandirian, baik lewat perjuangan hak-hak perempuan maupun membangkitkan kewirausahaan di kalangan perempuan.

"Banyak orang tidak tahu bahwa RA Kartini adalah perempuan yang berjuang mengembangkan kewirausahaan di Indonesia dengan memperkenalkan seni ukir dan batik dalam pameran di Belanda, saat RA Kartini berusia 17 tahun," ungkap Lestari, dalam Dialog Kebangsaan secara daring dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (26/9).

Dalam dialog yang dihadiri sejumlah tokoh Kabupaten Rembang itu,  dikedepankan tema Pemikiran Kemandirian Ekonomi RA Kartini sebagai Warisan Bangsa.

Selain Lestari, dialog tersebut menghadirkan Sri Wulan, (anggota DPR RI Dapil Jawa Tengah III) dan Vivit D Atnasari (Ketua Iwapi Kabupaten Rembang) sebagai narasumber.

Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, semangat kewirausahaan yang dirintis RA Kartini, saat ini menjadikan Kabupaten Jepara di Jawa Tengah sebagai sentra ukiran yang terkenal hingga mancanegara.

Kewirausahaan, menurut anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem itu, merupakan salah satu pintu masuk bagi para perempuan untuk menuju kemandirian. 

Membangkitkan semangat kewirusahaan di kalangan perempuan, tambahnya, juga bisa menjadi salah satu jalan keluar dari sejumlah krisis yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Saat ini, jelas Legislator NasDem tersebut, Indonesia sedang mengalami krisis di sektor kesehatan dengan menyebarnya wabah Covid-19 yang belum mampu dikendalikan. Dampak dari penyebaran Covid-19, juga sudah merambah ke sektor ekonomi, dengan masuknya Indonesia ke fase resesi karena pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan angka negatif dua kuartal berturut-turut.

"Dengan berdaya secara ekonomi, saya kira banyak hal bisa dilakukan para perempuan untuk berkiprah di lingkungan yang lebih luas lagi, dan mengupayakan kesehatan keluarganya meningkat di masa pandemi ini," ujar Legislator Partai NasDem itu.

Menurut Rerie, perkembangan teknologi memang tidak bisa dibendung. Di era Industri 4.0 ini penggunaan teknologi sangat intens di berbagai sektor, termasuk sektor bisnis atau wirausaha.

Di era Industri 4.0 saat ini, Rerie menyarankan,  perempuan belajar dan membiasakan diri dengan memanfaatkan teknologi dalam menjalankan usahanya agar tetap bisa survive, bahkan bersaing.

Warga Demak Diminta Galang Persatuan

Selain berdialog dengan para tokoh perempuan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (25/9), Rerie juga berdialog dengan tokoh masyarakat di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Hadir dalam pertemuan itu antara lain, pimpinan Masjid Agung Demak, KH Abdullah Syifa.

Dalam pertemuan secara daring dengan para tokoh Demak itu, Rerie mengajak masyarakat Demak mengambil peran dalam satu bingkai kebangsaan, sebagai pemersatu bangsa, di tengah berbagai krisis yang sedang melanda bangsa Indonesia saat ini.

Di masa masuknya Islam ke Nusantara, tegas Rerie, para tokoh di Demak, Jawa Tengah tidak hanya meyebarkan Islam di Pulau Jawa, tetapi hingga seluruh Nusantara.

"Saat ini kita sedang menghadapi krisis multidimensi yang dipengaruhi faktor internal dengan mulai lunturnya sikap toleransi, rasa persatuan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila," ungkapnya.

Sedangkan dari sisi eksternal, ungkap Rerie, saat ini masyarakat sedang menghadapi gempuran ideologi dari luar yang melemahkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Keikutsertaan masyarakat dalam menghadapi tantangan tersebut sangat penting, mengingat untuk membendung semua faktor penyebab krisis memerlukan  persatuan, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata.

"Bangsa ini memerlukan national character building yang kuat untuk membendung faktor internal dan eksternal yang memicu krisis multidimensi saat ini. Semangat nilai-nilai Pancasila dan empat konsensus kebangsaan sangat diperlukan untuk mengatasi krisis saat ini," tegas Legislator NasDem dari dapil Jateng II itu.*

Add Comment