a

Korban Kebakaran Tolitoli Diharap Dapat Hunian Layak

Korban Kebakaran Tolitoli Diharap Dapat Hunian Layak

PALU (4 Maret): Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dari Fraksi NasDem, Nilam Sari Lawira ingin agar pemerintah daerah segera membangun Hunian Tetap (Huntap) untuk korban kebakaran,di Kelurahan Sidoarjo, Kabupaten Tolitoli, Sulteng.

Pascabencana kebakaran  tersebut, sekitar 150 kepala keluarga tidak memiliki tempat tinggal yang layak bagi keluarga mereka.

"Kalau pemerintah daerah ada rencana membangun hunian sementara (huntara), sebaiknya langsung dibangunkan huntap karena huntara hanya sementara, agar warga penyintas tidak berlama-lama dalam keterpurukan," ujar Nilam, di Palu, Sulteng, Senin (2/3).

Perempuan pertama yang menjadi Ketua DPRD Sulteng itu menegaskan, sudah sepantasnya bagi para penyintas bencana kebakaran di Tolitoli itu  dibangunkan hunian tetap. 

"Pembangunan hunian tetap itu bisa dilakukan Pemerintah Provinsi Sulteng dengan memberikan dukungan APBD kepada Pemkab Tolitoli," tuturnya. 

Ia menambahkan, DPRD Sulteng mendukung penuh Pemerintah Provinsi Sulteng dan Pemerintah Kabupaten Tolitoli untuk membangun huntap bagi penyintas bencana kebakaran itu

"DPRD Sulteng akan mendorong penuh itu dan hal itu bisa dilakukan karena penyintas yang terdampak kurang lebih 150 kepala keluarga. Di sisi lain juga, ada ketersediaan lahan untuk bangunkan huntap itu," tegasnya.

Legislator Fraksi NasDem DPRD Sulteng tersebut mengatakan, dirinya sudah melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi penyintas bencana kebakaran di Kelurahan Sidoarjo, belum lama ini. Sehingga pihaknya terus memberi dorongan kepada pemerintah daerah untuk mengatasi masalah yang dihadapi para korban kebakaran tersebut.

"Hal ini tergantung pada perhatian pemerintah daerah dalam mengeluarkan penyintas dari kesulitan korban bencana kebakaran ini," tukasnya.

Dalam kunjungan ke lokasi tersebut, ia menemukan penyintas bencana kebakaran yang saat ini tidak lagi memiliki rumah, dan sementara tinggal di terminal pelabuhan di kecamatan tersebut.

"Mereka sementara tinggal di pelabuhan dengan kondisi ruangan yang sempit. Ini tentu sangat menyulitkan mereka, utamanya bagi perempuan, ibu hamil, ibu menyusui, anak, dan kelompok rentan lainnya," pungkas Nilam.(HH/*)

Add Comment