a

NasDem Dorong Politisi Muda Berkiprah

NasDem Dorong Politisi Muda Berkiprah

JAKARTA (13 Februari): Jumlah suara kaum milenial sangat menentukan dalam Pemilu 2019. Setiap partai politik (parpol) berlomba menarik perhatian kaum milenial untuk mendongkrak raihan suara. 

Menyadari pentingnya suara kaum milenial, Partai NasDem sudah lebih awal melakukan langkah itu dengan menyertakan 70% kaum muda sebagai calon anggota kegislatif (Caleg).

Salah satu bukti keterlibatan anak muda di NasDem ialah Muhammad Reza Syarifuddin Zaki. Pemuda berusia 29 tahun ini menjadi ketua partai termuda di Sumedang dan juga ketua DPC NasDem termuda se-Indonesia. Kebijakan NasDem yang ia nilai peduli terhadap kaum muda ialah dengan membangun ABN dan pembiayaan terhadap caleg.

 

Zaki memilih Partai NasDem karena partai itu sepenuhnya membuka peluang keterlibatan anak-anak muda dalam politik praktis. 

"Sekarang di kepengurusan kami 50 persen lebih ialah anak-anak muda dan 38 persen perempuan," kata Zaki, caleg DPR RI dari dapil Jabar IX meliputi Sumedang, Majalengka, Subang.

 

Ketua Bappilu Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi mengatakan caleg yang diusung pada Pemilu 2019 didominasi anak muda karena pemilih NasDem memang banyak dari generasi muda.

 

"Caleg yang kita ajukan sekitar 70 persen muda. Bahkan kalau di daerah mungkin sampai 90 persen. Yang tua-tua sudah enggak ada, sudah sedikit sekali. Seusia saya yang 55 tahun, ya sudah sedikit. Pada umumnya yang muda. Hasil survei, peminat NasDem memang banyak yang muda," tutur Gus Choi. 

 

Ia menambahkan, pada umumnya generasi lama sudah mempunyai pilihan partai sehingga mereka tidak pindah-pindah partai lagi. Oleh karena itu, NasDem berupaya merangkul kaum muda, bahkan yang belum pernah berpartai sekalipun.

 

"Karena ini banyak anak muda, maka di ABN (Akademi Bela Negara/Sekolah Kader NasDem) itu usia yang ikut ABN antara 23 dan 30 tahun. Bahkan, banyak yang belum pernah berpartai," jelasnya.

 

Dalam pandangan NasDem, kata dia, anak muda yang belum pernah berpartai bisa dididik lantaran masih murni. Maksudnya, belum terkontaminasi oleh tradisi partai-partai lama yang mungkin saja dicap buruk oleh masyarakat.

 

"Jadi masih suci, bisa disiapkan menjadi calon pemimpin, digembleng terus-terusan."(*)

Add Comment