a

Caleg Kristiani Harus Siapkan Bangunan Moral untuk Rakyat

Caleg Kristiani Harus Siapkan Bangunan Moral untuk Rakyat

SALATIGA (2 Februari):  Para calon anggota legislatif (caleg) NasDem asal komunitas kristiani sejak Jumat (1/2) hingga Sabtu (2/2) mengikuti acara pembekalan yang diselenggarakan Sinode Gereja Kristen Jawa di d'Emmerick Hotel Salib Putih, Salatiga, Jawa Tengah.

Acara itu dihadiri para caleg dari lintas partai. Total ada 55 peserta,  terbanyak dari Partai NasDem. Tercatat ada 13 caleg NasDem yang mengikuti acara tersebut.

Dua di antaranya adalah caleg DPR-RI, yaitu Gantyo Koespradono yang oleh NasDem ditempatkan di Dapil Jateng 2 (Kabupaten Demak, Kudus dan Jepara), dan Anggiasari  Puji Aryati (Dapil DIY).

Sedangkan caleg DPRD provinsi, kabupaten dan kota, antara lain Widi Handoyo Setyodharmo (Dapil 1 Purworejo), Widy Prabowo (Dapil 11 Cilacap Banyumas), Umiyati (Dapil 3 DIY-Gunungkidul), Sri Handoko (Dapil 6 DIY-Sleman), Sriwidodo Ariwardono (Dapil 2 Klaten), Pinarsih Kanirahayu (Dapil I Sidomukti/Salatiga), Lanang Sapto Laksono (Dapil 5 Purbalingga), dan Niken Satiti (Solo). 

Pembekalan dimaksudkan agar para caleg kristiani jika kelak terpilih bisa menjadi anggota dewan yang baik, profesional dan tidak melibatkan diri dalam perbuatan korupsi.

Sekretaris Umum Sinode GKJ Pdt Aris Widaryanto mengajak para caleg, terutama yang berasal dari komunitas gereja Kristen Jawa bersama membangun negeri.

Pdt Tanto Kristiono dari GKJ Margoyudan Solo yang memberikan pembekalan mengharapkan para caleg kristiani asal GKJ mampu berperan sebagai wakil rakyat dengan indah, tidak mementingkan diri sendiri.

"Para caleg harus menyiapkan bangunan moral untuk kepentingan rakyat. Harus siap menerima perbedaan termasuk dengan partai lain. Harus pula berani mengambil sikap politik dengan tidak berpolitik praktis," kata Tanto.

Dr Broto Wardoyo, dosen FISIP Universitas Indonesia berharap para caleg asal GKJ jika kelak terpilih menjadi anggota DPR mampu untuk tidak mengulangi kesalahan DPR periode sebelumnya. 

Dia mengingatkan bahwa tugas menjadi anggota DPR tidak mudah, terutama dalam melaksanakan tugas legislasi.

Berdasarkan data, kata Broto, sampai sedemikian jauh DPR belum pernah menyelesaikan tugas pembahasan RUU hingga tuntas. "Tak ada yang rampung, 50 persen pun tidak," katanya.[]

Add Comment