a

Petani Donggala Butuh Perhatian Pemkab

Petani Donggala Butuh Perhatian Pemkab

DONGGALA (24 November): Masyarakat korban bencana gempa, tsunami dan liquifaksi di Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) 28 September lalu, mengharapkan pemerintah daerah setempat memulihkan sektor pertanian, untuk kesejahteraan warga.

"Ratusan kepala keluarga yang mata pencahariannya sebagai petani, hingga saat ini belum beraktivitas secara normal seperti sebelum gempa," kata tokoh masyarakat Desa Lero, Mohammad Hamdin di Donggala, Sabtu, (24/11).

Wakil bidang Media dan Komunikasi Publik NasDem Sulawesi Tengah itu juga mengatakan, hanya sebagian petani di Kecamatan Sindue khsusnya Desa Lero dan Lero Tatari yang kembali bertani. Sebagian lainnya tidak dapat kembali bertani, karena lahan dan alat pertanian rusak. 

Di sisi lain, tambah Hamdin, sarana irigasi dan saluran pertanian perlu dibangun kembali oleh Pemerintah Kabupaten Donggala untuk memulihkan kondisi masyarakat khususnya para petani.

Termasuk pemerintah harus menyediakan benih, bibit dan pupuk agar petani dapat kembali bertani dan menggarap lahan.

"Ini harus menjadi fokus pemerintah dalam upaya membangkitkan kembali masyarakat. Tidak sekadar bicara bangkit, tetapi tidak disertai tindakan nyata," ujar Hamdin.

Sampai saat ini para petani masih pada tidur di bawah tenda terpal. Hal itu karena rumah mereka rusak saat bencana gempa dan tsunami menghantam Kecamatan Sindue.  Atas kondisi tersebut, urai Hamdin yang juga calon anggota DPRD Kabupaten Donggala itu, para korban gempa dan tsunami menggantungkan kebutuhan ekonomi, utamanya sandang dan pangan kepada relawan.

Sebelumnya petani di Kecamata Sirenja Kabupaten Donggala juga mengeluhkan hal yang sama.

"Kami tidak lagi memiliki `hand tractor` untuk kembali bertani," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Tanjung Padang Kecamatan Sirenja, Moh Rum Yojolome.

Rum mengatakan petani di Kabupaten Donggala mengalami kekurangan alat pengolahan lahan pertanian. Alat pertanian seperti hand tractor tidak bisa lagi dioperasikan kerena rusak ditimpa bangunan akibat bencana gempa dan tsunami.

Desa Tanjung Padang Kecamatan Sirenja salah satu wilayah terdampak gempa dan tsunami yang cukup parah. Banyak rumah warga yang rusak dihantam tsunami, termasuk sawah dan sarana penunjang kegiatan bertani warga turut rusak karena bencana itu.

Rum Yojolome mengatakan saat ini petani masih berhitung untuk mengolah sawah, karena terkendala dengan tidak adanya hand tractor yang bisa digunakan.

"Secara umum itu hambatan utama petani di Kecamatan Sirenja, sehingga keinginan untuk kembali turun ke sawah masih menunggu respons dari pemerintah daerah. Harapannya bisa segera disahuti," sebut Rum.

Terkait hal itu anggota DPRD Sulawesi Tengah Muh Masykur mengatakan Pemerintah Kabupaten Donggala diharapkan dapat segera menjawab desakan para petani itu.

"Jangan sampai kesediaan petani untuk bangkit keluar dari situasi duka bencana selangkah lebih maju dibanding kesiapan Pemkab Donggala menjalankan program pemulihan secara bertahap. Jika demikian maka hal seperti itu akan memperlambat daerah ini bangkit. Terutama soal tahapan mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi warga. Ini yang harus disegerakan, sudah harus didorong mulai ada proses transaksi di perdesaan," kata Masykur.

Terkait bantuan alat mesin pertanian (alsintan), Masykur mendesak Pemkab Donggala melalui dinas terkait untuk segera melakukan percepatan realisasi pelaksanan program.

"Memang kondisinya memaksa kita melaksanakan hal tersebut. Ini demi kemaslahatan warga," kata Ketua Fraksi Nasdem di DPRD Sulteng itu. (Ant/*)

Add Comment