a

Hoaks Mengancam Demokrasi

Hoaks Mengancam Demokrasi

JAKARTA (22 Oktober): Ketua DPP Partai NasDem bidang Media dan Komunikasi Publik Willy Aditya menilai, hoaks berpotensi memecah belah bangsa.  Bahkan ditegaskan Willy, hoaks bukan hanya mengancam demokrasi di Indonesia, tetapi juga mengancam demokrasi dunia.

Hal tersebut disampaikan Willy Aditya saat menanggapi ajakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar politik kebohongan segera diakhiri dan digantikan politik pembangunan.  

"Hoaks atau fake news ini tidak hanya ancaman bagi demokrasi Indonesia, tapi ancaman bagi demokrasi dunia," tegas Willy Aditya di Jakarta, Minggu (21/10). 

Lebih jauh dikatakan Willy, NasDem setuju dengan pernyataan capres usungan NasDem itu. Dia bahkan mendorong pemerintah dan DPR untuk menginisiasi undang-undang yang mengatur tentang politik kebohongan. Willy menilai hoaks berpotensi memecah belah bangsa. 

"Kemudian DPR atau Pak Jokowi mulai menginsiasi UU yang secara tegas menangkal politik kebohongan. Karena ini kan masyarakat kita kalau dilihat kan plural, ini sangat menjadi ancaman serius. Amerika dengan pluralisme seperti itu dengan tingkat melek politik tinggi itu bisa terpecah oleh fake news. Kita bisa belajar dari itu, jangan ketika sudah membuat bangsa ini hancur baru kita semua sadar," terangnya.

Dikatakan politisi muda NasDem itu, NasDem menampik anggapan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menyebut Jokowi sebagai produsen hoaks. Willy mengungkit kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet yang diramaikan Gerindra dkk.

"Ah, itu siapa yang makan cabai dia yang kepedasan. Ini sudah tertangkap basah siapa yang memproduksi hoaks.  Kasus RS (Ratna Sarumpaet), kasus yang lain itu sudah terang-terangan. Jangan sekarang playing victim dong. Jangan kemudian dibalik-balik logika publik, nggak boleh. Ini sudah melakukan kebohongan lagi," tegas Willy.

Lewat sebuah pidato, Jokowi berbicara tentang berpolitik yang santun dan membangun. Jokowi mengatakan, masa-masa politik kebohongan juga harus diakhiri. Tidak ada lagi politik yang merasa paling benar sendiri.

"Kita harus akhiri politik kebohongan, politik yang merasa benar sendiri. Dan mari kita perkuat politik pembangunan, politik kerja, politik berkarya. Pembangunan bangsa untuk menghadirkan rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pembangunan SDM bangsa yang unggul, yang siap bersaing di era Revolusi Industri 4.0. Sehingga kemajuan Indonesia, kejayaan Indonesia betul-betul dapat terwujud," kata Jokowi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.(*)

Add Comment