a

Mereka Tetap Tegak di Lokasi Bencana

Mereka Tetap Tegak di Lokasi Bencana

PALU (14 Oktober): Masrifan RM atau yang biasa dipanggil Ipank, selain sebagai korban gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, berusaha bangkit menjadi relawan. Ipank memfasilitasi tim medis yang tergabung di Badan Rescue NasDem (BRND), memastikan kesehatan korban di Kecamatan Banawa, Banawa Tengah dan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Oleh Partai NasDem, saya diberi tugas memastikan pendistribusian bahan makan pada korban di tiga kecamatan Kabupaten Donggala pada tahap awal. Selanjutnya, mendampingi tim medis pada tahap berikutnya hingga hari ke 16 pasca bencana," ungkapnya.

Lebih jauh Ipank menuturkan, apa yang dilakukannya saat ini adalah wujud syukurnya selamat dari bencana mematikan itu.

"Iya, saya bersyukur bisa selamat bersama keluarga dari bencana mematikan itu. Sebagai wujud syukur, saya harus bangkit membantu korban lainnya semampu saya," kata0nya penuh haru.

Masrifan hanyalah satu dari sekian banyak kader Partai NasDem yang melakukan kerja kemanusiaan di lokasi bencana. 

Yahdi Basma misalnya, anggota Fraksi NasDem DPRD Provinsi Sulteng ini juga adalah korban. Ibunya meninggal dunia bersama keluarga lainnya di kelurahan Petobo yang menjadi salah satu titik terparah. Beruntung, istri dan anaknya selamat dari bencana itu.

Kelurahan Petobo, Kota Palu, adalah titik lekuifaksi terparah selain Kelurahan Balaroa dan Jono Oge di Kabupaten Sigi. Seluruh wilayah itu habis berserta isinya.

Walau begitu, Yahdi Basma terus berjuang membatu korban lainnya di Kota Palu, baik bersama Partai NasDem, Perhimpunan Pena 98, POSPERA, maupun bersama KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) di Sulawesi Tengah.

"Dalam Rapat Tim BPP (Badan Pengurus Pusat) KKSS pada 10 Oktober 2018, saya dan bung Fathuddin Mujahid, dimandatkan sebagai penanggung jawab distribusi bantuan logistik KKSS, yang tahap 1 ini berupa 25 ton beras dan lain lain untuk korban di Palu, Sigi dan Donggala," sebutnya.

Menurut Yahdi, ada kemajuan hebat dalam hidupnya di dekade ini, karena dalam 1  minggu, dia bisa tidur di 7  tempat berbeda, di camp-camp pengungsi, ngopi bersama, makan bersama, lalu nikmati nyamuk dan dinginnya subuh.

"Pagi rapat teknis bersama kawan-kawan Relawan PENA'98 yang tak kenal lelah. Siang, sore, hingga malam laksanakan tugas kemanusiaan dan tidur di ujung malam. Palu, Sigi dan Donggala harus bangkit," tutupnya.(*)

Add Comment