Impian, Harapan dan Perjuangan Sang Maestro Karate di Parlemen
JAKARTA, (6 Juni): Hj. Titik Prasetyowati Verdi, S.H., M.H., telah resmi dilantik sebagai anggota DPR RI Fraksi NasDem sejak (18/5) yang lalu. Siapa sangka di balik pembawaannya yang sederhana itu dia menyimpan harapan dan impian besar bagi bangsa Indonesia.
Titik berangkat dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur VI meliputi wilayah Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten dan Kota Kediri serta Kabupaten Tulungagung. Dia mengisi pergantian antar waktu (PAW) yang telah diparipurnakan di DPR bulan lalu.
Siapa sangka wanita berusia 52 tahun ini merupakan mantan atlet karate nasional yang telah mengantarkan bendera sang merah putih berkibar dengan gagah di negara Amerika Latin saat menjadi juara dunia di tahun 1991 dan 1993.
Sekjen PB Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) ini sebenarnya bukanlah seorang politikus namun dia berangkat dari karakter seorang atlet yang selalu menginginkan adanya perubahan dan dia melihat adanya kesamaan prinsip dengan Partai NasDem yang menginginkan negara ini berubah.
“Sejak awal masuk NasDem karena melihat visi misinya ingin membawa perubahan di negeri ini,” katanya, di tayangan persembahan Media Center Partai NasDem, Ngopi Sore, Selasa (6/6).
Pemilik DAN 6 yang menjadi satu satunya dewan guru karate perempuan di Indonesia ini mulai berlatih karate benar-benar dari awal tepatnya sejak usia 4 tahun dan sampai detik ini pun dirinya mengaku masih berlatih karate secara rutin.
Dari gedung parlemen, Titik mencoba membawa semangat dan optimisme baru dalam mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa dan gerakan restorasi Indonesia yang dicetuskan oleh Partai NasDem yakni mengembalikan nilai-nilai yang mulai memudar seperti menegakkan kebenaran dan keadilan.
“Saya adalah fighter, saya lebih baik mati daripada malu. Saya akan kejar sampai kapanpun tujuan saya sampai yang paling akhir, membawa negara ini sesuai visinya NasDem yakni perubahan yang hakiki,” tegasnya.
Di usia yang bisa dibilang tidak muda lagi, Sekjen dan Ketua Harian DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) ini masih aktif menjalani pendidikannya kuliah di tingkat S3 dan meraih cumlaude.
“Saya bertanding, saya meraih medali emas dan mengibarkan bendera merah putih. Perjuangan saya akan saya implementasikan di kehidupan ini dan di parlemen,” terangnya.
Melalui tugasnya di Komisi X DPR RI yang diantaranya membidangi urusan olahraga, Titik ingin membawa Indonesia ke ajang tertinggi pesta sepak bola Piala Dunia, meski tidak juara, paling tidak, menurutnya, bisa lolos sebagai peserta.
“Indonesia populasinya luar biasa, setidaknya bisa masuk Piala Dunia minimal kita menjadi peserta,” katanya.
Bukan tanpa alasan, Titik yang turut berperan membina atlet sepak bola dengan mendirikan akademi sepak bola ini melihat sepak bola juga bisa mempersatukan semua golongan di Indonesia.
“Kita lihat kalau tim nasional bertanding, mereka punya satu tujuan agama apapun yang penting Indonesia menang merah putih berkibar tanpa ada keributan,” ujarnya.
Selain itu, Titik juga berharap dari berkembangnya kualitas olahraga di Indonesia maka kesehatan masyarakat juga dapat ikut meningkat seperti menurunnya konsumsi obat-obatan di masyarakat.
“Namun syaratnya di setiap desa harus ada lapangan sepak bola, itu harus difasilitasi, jangan meremehkan hal kecil, malah lapangan sepak bola di buat rumah padahal itu tempat kita berkumpul mempersatukan visi misi demi merah putih,” katanya.
Dia pun berharap bakat-bakat hebat dari seluruh penjuru Indonesia dapat terjaring dengan rapih tanpa pandang bulu dan bisa mendapatkan beasiswa pendidikan sepak bola unggulan yang terbaik.
“Saya harapkan ke depannya kita akan menjadi yang terbaik dan ridho Allah yang saya harapkan,” pungkasnya.(*)