a

Keinginan Masyarakat Jadi Prioritas NasDem dalam Tentukan Kepala Daerah

Keinginan Masyarakat Jadi Prioritas NasDem dalam Tentukan Kepala Daerah

JAKARTA, (27 Januari): Dalam menghadapi pesta demokrasi harus dipahami sebagai upaya untuk mencari calon pemimpin berkualitas dan bukan bertujuan memburu sirkulasi kekuasaan. Apabila dalam realitasnya figur yang diusung justru bukan berasal dari internal partai, maka hal itu dilakukan demi memenuhi keinginan masyarakat

Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate, menuturkan pemilihan figur dari luar partai bukan semata-mata karena kegagalan proses kaderisasi di internal. NasDem mengakui bahwa pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan matang, seperti melihat keinginan konstituen, kompetensi dan integritas calon, serta memperhatikan pandangan daerah.

"Keinginan masyarakat setempat itu yang menjadi perhatian utama. Nah, banyak hal ini yang kemudian menjadi perhatian dan perlu konfirmasi ke masyarakat," ujar Johnny.

Kontestasi pilkada serentak 2018 telah memperlihatkan banyaknya kandidat yang notabene berasal dari eksternal partai politik pengusung. Contohnya, calon gubernur dan wakil gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak yang berlaga di Pilgub Jatim, serta paslon Letjen Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah di Pilgub Sumatera Utara.

Walhasil, banyak pihak yang mempertanyakan kenapa partai politik lebih tertarik melirik figur yang bukan kadernya sendiri. Apakah karena dianggap kurang berkualitas, memiliki elektabilitas rendah, atau persoalan lain yang sejauh ini tidak dijelaskan secara terbuka ke publik.

Plate pun tidak menampik fakta tersebut. Namun, ia meyakini bahwa setiap parpol pasti memperhatikan kader internal mereka, namun di sisi lain parpol juga membuka diri agar calon-calon terbaik yang ada di daerah bisa memperoleh kesempatan memimpin di daerahnya.

"Kan, tujuan pilkada itu sendiri bukan proses sirkulasi kekuasan, tapi proses itu harus menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Dalam hal kaitan dengan itu kita selalu membuka diri."

Menurut dia, proses politik cenderung berjalan dinamis dan tidak bisa dipandang prosesnya selalu linear. Meski demikian yang menjadi poin penting ialah memastikan hasil akhir pesta demokrasi dapat berjalan baik dan bukan sekadar menang atau kalah.

"Tapi (pemilihan figur) juga mengedepankan pembicaraan dalam konteks mufakat melalui musyawarah. Yang terjadi saat ini, kan musyawarah politik diantara parpol dan para calon. Kita ingin jangan sampai semua (diputuskan) melalui voting," terang Johnny.

NasDem menilai kandidat yang dipilih haruslah orang yang bisa memimpin, berkualitas, dan disukai rakyat setempat. Calon pemimpin itu juga harus mampu menjalankan roda pemerintahan sesuai program yang baik dan memihak rakyat.

"Jangan sampai pemerintah melaksanakan program-programnya tanpa memperhatikan rakyat, apalagi rakyatnya tidak ambil bagian di dalamnya. Kita butuh sekali programnya dimengerti dan diikuti rakyat sehingga cita-citanya tercapai," tandasnya. (Gol/*)

Add Comment