a

KLHK Kini Lebih Eco Populis

KLHK Kini Lebih Eco Populis

JAKARTA, (22 Desember): Anggota Komisi VII DPR RI Ahmad HM Ali menyampaikan apresiasi atas prestasi kinerja Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya Bakar. Selain mendorong perwujudan keadilan sosial melalui program perhutanan sosial, rehabilitasi danau juga respon cepat atas berbagai tindak pidana lingkungan, termasuk penanganan kebakaran hutan sebagai prestasi yang patut untuk diapresiasi.

“Saya kira terobosan dan langkah-langkah yang diambil Menteri Siti Nurbaya dalam tata kelola hutan dan lingkungan hidup sejauh ini on the right track. Regulasi kehutanan sudah menunjukan standar yang baik, tidak liberal, syarat-syarat dan instrumennya juga baik. Demikian pula dengan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, pemberian hak kelola melalui instrumen perhutanan sosial, pada masyarakat adat sejalan dengan agenda pembangunan kehutanan yang berorietansi eco populisme,” ujarnya di Jakarta, (22/12).

Menurut Ahmad M Ali, kondisi tata kelola hutan sebelumnya penuh dengan masalah, baik itu yang berkaitan dengan teritorialiasi peta kawasan maupun aspek legalitasi ijin pemanfaatan, sarat dengan konflik tumpang tindih akses dan klaim.

Di masa Siti Nurbaya yang juga kader NasDem tersebut, Ahmad Ali menyebut eskalasi konflik semacam itu menurun drastis, akibat terbukanya akses masyarakat sekitar hutan untuk ikut berpartisipasi menjaga dan mengelola hutan.

“Masalah tata kelola hutan dan lingkungan di Indonesia, merupakan silang sengkarut dari masa lalu. Proses pembenahan instrumen yang dilakukan Siti Nurbaya mampu memberi jalan tengah yang lebih berkeadilan bagi semua pemangku kepentingan,” jelasnya.

Ahmad Ali menyebutkan, salah satu apresiasi adalah penundaan ijin pemanfaatan hutan alam 66, 4 juta hektar, rehabilitasi hutan dan lahan 179, 4 ribu ha, perbaikan proses industri lewat penurunan beban limbah. Program semesta Bank Sampah, restorasi danau, dan sebagainya. Hal itu ia tegaskan telah menunjukan penanganan yang on the right track.

Termasuk kata dia, yang terakhir adalah ratifikasi instrumen pemanfaatan bahan berbahaya seperti Merkuri. Keseluruhan program-program ini kata dia, sesuai dengan harapan kita bersama bahwa, aspek eksploitasi dan pemulihan hutan dan lingkungan harus seimbang dalam kacamata ekosistem menyeluruh.

"Bagi saya, langkah-langkah Siti Nurbaya sudah beroperasi dalam perspektif Eco Populism. Orientasinya pada dua hal, perlindungan hutan dan lingkungan dan Kesejahteraan masyarakat sekita hutan. Saya kira, program dan terobosan lewat KLHK ini adalah pembaruan besar yang patut diapresiasi,” tutupnya.(*)

 

Add Comment