a

NasDem Nilai Tepat Keputusan Pemerintah atas JP Morgan

NasDem Nilai Tepat Keputusan Pemerintah atas JP Morgan

JAKARTA (5 Januari): Langkah pemerintah memutuskan kerja sama dengan JP Morgan patut diapresiasi. Riset yang tidak kredibel yang dikeluarkan JP Morgan akhir tahun 2016 nyatanya telah berakibat buruk terhadap iklim investasi di Indonesia.

JP Morgan telah menurunkan rekomendasi atas Indonesia dua peringkat dari overwight menjadi underweight. Alhasil dalam kurun waktu yang berbarengan dengan dikeluarkannya riset tersebut terjadi capital flight atau penarikan dana dalam jumlah besar dari para spekulan.

Anggota Komisi XI Donny Priambodo menyatakan keputusan pemerintah menghentikan kerja sama dengan JP Morgan sebagai bank persepsi per 1 Januari 2017, cukup tepat. Ia menyebutkan, jika pemerintah sudah beritikad baik mengonfirmasi hasil riset tersebut namun penjelasan yang didapat tidak kredibel maka buat apa diteruskan kerjasama yang telah dibangun.

Lebih jauh Donny menuding bisa jadi JP Morgan mempunyai tujuan tertentu terhadap industri keuangan dalam negeri ketika mengeluarkan riset tersebut, karena institusi yang lain tidak menyatakan hal yang sama.

“Kalau dikatakan misi, bisa ya bisa tidak. Tetapi jika punya tujuan tertentu sepertinya dengan melihat modusnya, bisa dikatakan  unsur tersebut menjadi terpenuhi” ucap politisi NasDem tersebut.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah kenapa berbarengan dengan terpilihnya Donald Trump pada Pemilu Amerika?

Legislator asal Jawa Tengah III menjelaskan bisa jadi riset yang dikeluarkan JP Morgan adalah untuk memuluskan kembalinya uang ke Amerika. Hal ini menurutnya sebagai misi geopolitik Amerika atas Asia khususnya Indonesia.

Seperti diketahui, pasca terpilihnya Trump pada Pemilu Amerika, industri keuangan dunia mengalami gejolak yang tidak biasa. Bahkan secara langsung telah berdampak negatif secara jangka pendek terhadap Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat, dana asing yang keluar dari Indonesia mencapai Rp 16 triliun dalam tempo sepekan perdagangan, yaitu 9 sampai 14 November lalu pasca terpilihnya Trump. Rupiah di bulan November Anjlok menjadi Rp. 13.800, untuk menstabilkan itu cadangan devisa menyusut 3.5 miliar USD dibanding bulan sebelumnya.

Hal ini menurut Donny setali tiga uang dengan prediksi BI yang menyebutkan setidaknya tahun 2017 diperkirakan akan terjadi kenaikan Fed Fund Rate sebanyak dua kali. Kenaikan tersebut disebut-sebut akan mendorong baliknya dana asing ke Amerika Serikat.

Meski Trump belum menjabat, kebijakan ekonomi Amerika Serikat sudah bisa diterka melalui pernyataan-pernyataan Trump dan gejala ekonomi global. Trump dengan lantang mengeluarkan pernyataan kontroversialnya yang bisa memperburuk hubungan diplomatis dengan China. Bukan hanya pertahanan dan keamanan yang menjadi isu setral, tapi juga penguasaan pengaruh ekonomi bagi regional asia-pasifik.

Menurut Donny, Indonesia berada di antara dua kutub ekonomi besar dunia tersebut, dan sulit menghindarinya. Untuk itu Donny menyarankan pemerintah untuk lebih jeli dan menyiapkan segala sesuatunya supaya target-target makro ekonomi di tahun 2017 bisa tercapai dan stabil.(*)

Add Comment