a

Sahat Silaban Curigai Korban Lapas Banceuy Disiksa

Sahat Silaban Curigai Korban Lapas Banceuy Disiksa

JAKARTA (26 April): Kesimpangsiuran informasi meninggalnya Undang Kosim, satu tahanan di lapas Banceuy menimbulkan banyak pertanyaan dan mencurigakan.  Demikian diungkapkan Anggota Komisi III DPR RI Fraksi NasDem Sahat Silaban menanggapi kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Narkoba Kelas II A, Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat.

“Bayangkan saya, korban ini bukan ingin mengamuk ke petugas lapas karena sesuatu hal, tapi ada kemungkinan pihak lapas takut akan terbongkar kerahasiaannya nanti setelah korban ini keluar lapas,” ujar Sahat di Gedung Nusantara I, Selasa (26/4).

Sahat menduga, petugas lapas takut Undang Kosim akan “bernyanyi” saat bebas. Asumsinya, Undang akan membongkar ulah petugas lapas yang banyak diketahuinya. “Kemungkinan disiksa, kemudian pura-pura dibikin gantung diri,” ujarnya.

Sahat juga manambahkan, oknum petugas lapas, biasa menjadikan tahanan narkoba sebagai “ATM-nya”. Sahat punya alasan tersendiri mengapa mengatakan demikian.

Wakil rakyat dari dapil Sumut II ini menceritakan, sewaktu menjenguk temannya yang menghuni lapas salah satu di daerah Cipinang. Di sana, Sahat menemukan tahanan bebas telepon pakai handphone. Artinya, kata dia, keadaan seperti itu tidak mungkin tidak diketahui petugas lapas.

Kecurigaan Sahat di kasus Banceuy menjadi beralasan. Sebab, masuknya barang-barang terlarang ke lapas, tidak mungkin tidak diketahui pihak lapas. “Yang jelas saya katakan, tanpa keikutsertaan orang lapas, narkoba dan alat-alat lain yang dilarang, tidak mungkin bisa masuk,” tegasnya.

Seperti diketahui, polisi telah menetapkan empat orang tersangka dugaan penganiayaan terhadap Undang Kosim (54), warga binaan yang tewas di sel pengasingan Lapas Kelas IIA Banceuy. Empat tersangka ini merupakan petugas Lapas Banceuy.(*)

Add Comment