a

Surya Paloh: Kita tidak Jujur pada Diri Sendiri

Surya Paloh: Kita tidak Jujur pada Diri Sendiri

SURABAYA (28 Januari): Faktor utama yang mengakibatkan bangsa Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain adalah sikap tidak jujur terhadap diri sendiri dan mempermainkan akal sehat.

Hal itu dikemukakan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh ketika membuka Seminar Nasional: Restorasi Kebijakan Ekonomi untuk Percepatan Kemandirian Bangsa’ yang berlangsung di Surabaya, Kamis (28/1).

Seminar itu dihadiri Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wagub Saefulloh Yusuf, para bupati/walikota se Jawa Timur, Ketua Fraksi NasDem DPR Viktor Laiskodat, Ketua DPW NasDem Jatim Gus Choi, para praktisi ekonomi se Jatim serta kalangan akademisi.

Mempertegas pendapatnya Surya Paloh mengatakan, dalam kehidupan kebangsaan kita, sering hanya karena sentimen dan sikap emosional, kita tidak lagi menggunakan suatu konsep atau progam di masa lalu yang sebenarnya baik.

Dia memberikan contoh, dalam era Orde Baru ada akselerasi pembangunan yang bernama Repelita I-V dengan azas trilogi yakni stabilitas, pembangunan dan pemerataan. Tetapi ketika rezim Orde Baru jatuh seluruh konsepsi warisan Orde Baru dilenyapkan.

‘’Padahal tidak semua gagasan rezim terdahulu itu jelek. Tidak semua kebijakan masa lalu itu salah. Jika ada yang salah memang tidak perlu dipakai, tetapi yang baik harus dijaga dan diperkuat. Jangan semua dihilangkan hanya karena sentimen dan emosi. Itulah sikap tidak jujur dan mempermainan akal sehat,’’ kata Surya.

Dia juga mengatakan, bangsa Indonesia dianugerahi kelimpahan sumber daya alam yang luar biasa, tetapi belum diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia. Kualitas manusia itu termasuk kualitas pelayanan para birokrat terhadap para investor yang masuk berinvestasi di Indonesia.

Surya Paloh membandingkan dengan birokrat di Cina yang dinilainya penuh dengan jiwa entrepreneurship. Mereka memberikan pelayanan yang luar biasa. ‘’Jika birokrat Indonesia hanya bangga dengan lambang di dada dan menjaga jarak dengan investor, maka negeri ini tidak beranjak maju,’’ tambah dia.

Pada bagian lain Surya Paloh juga menyinggug soal postur APBN yag dinilainya tidak sehat atau mengidap obesitas yang penuh dengan lemak. Alasannya, 70% APBN merupakan biaya rutin sedangkan kurang dari 30% untuk biaya modal. Sedangkan dari 30% itu pun masih dimainkan oleh anggota DPR dengan komisi-komisi yang akhirnya ditangkap KPK.

‘’Jadi kalau di Jawa Timur ini, ada anggota DPR yang main-main minta komisi, tolak saja itu pak Gubernur,’’ kata Surya ke arah Gubernur Soekarwo.*

Add Comment